Generasi muda di era globalisasi masa kini seakan
berkembang semakin ganas seiring dengan perkembangan gadget yang setiap waktu
melaju kian pesat. Remaja manapun kini tak akan pernah bisa lepas dari hingar
bingar social media yang berkicau tiada henti seakan tiada hari esok.
Penyimpangan pun tak terelakan lagi berhubungan dengan hal tersebut. Pola pikir
remaja saat ini begitu jauh dari keharusan yang berlaku dalam masyakakat.
Remaja memiliki pandangan berbau modern yang meninggalkan efek negatif
didalamnya. Penyimpangan remaja yang menonjol saat ini tidak lain tidak bukan
merupakan pergaulan bebas yang membawa sejuta dampak yang tidak dapat
dibiarkan begitu saja. Penyimpangan baik secara primer maupun sekunder kian
berganti seolah tiada habisnya. Terlihat jelas bahwa pemahaman remaja akan
teori serta penerapan ilmu sosiologi teramat minim. Lalu sejauh mana peran
pendidikan sosiologi dalam hal ini?
Jelas pendidikan sosiologi merupakan pilar utama bagi pengendalian penyimpangan
sosial. Tidak dapat diragukan lagi sosiologi memiliki segala jawaban atas
penyimpangan apapun yang terjadi. Pendidikan sosiologi bahkan dikenal sebagai
“Pembentuk Kepribadian”. Dari hal tersebut sudah dapat dipastikan bahwa pendidikan sosiologi memiliki suatu
standar sebagai pondasi dalam bersosialisasi. Menerangkan mengenai
penyimpangan,pengendalian,,penerapan dalam masyarakat,dan lain sebagainya.
Permasalahannya disini adalah mengenai kesadaran remaja yang masih sangat jauh
untuk menyadari pentingnya pendidikan sosiologi dalam hal ini. Kebanyakan
remaja berasumsi bahwa pendidikan sosiologi terlalu berat dalam hal
pembahasannya dan dinilai jauh dengan tipikal mereka. Mereka berpendapat bahwa
pendidikan tersebut hanya ditujukan untuk orang-orang tertentu yang memang
sudah khusus terjun didalamnya. Hal ini jelas keliru,bukankah sosiologi
diciptakan sebagai proses manusia dalam memahami tata cara kehidupan
masyakarakat untuk membangun kepribadian
dan membangun kapasitas individu? Pendidikan sosiologi bahkan menjelaskan
selak-beluk mengenai sosilasiasi. Dan bukankah sosialisasi merupakan hal
terpenting? Jika sosialisasi sudah terbentuk dengan baik,maka tak perlu ada
kekhwatiran apapun dalam segala hal. Jaman globalisasi seperti sekarang ini
seakan telah mengikis pandangan remaja bahwa segalanya berasal dari hal yang
paling sederhana,yaitu pola pikiran. Remaja saat ini terlalu fokus pada dunia
mereka yang jauh dari kearifan norma yang berlaku. Katakanlah berbagai kasus
yang seolah sedang menunggu giliran menjadi perbicangan publik. Tak dapat dipungkiri
lagi bahwa remaja saat ini ikut andil
dalam hal kriminalitas. Kasus narkoba,seks bebas,dan aborsi seolah menjadi hal
rutin yang tidak ada artinya dalam pandangan mereka. Sebagian remaja bahkan
seolah terdoktrin oleh kejahatan dunia dan melakukan tingkat kejahatan setiap
waktu seolah seperti tidak terjadi apa-apa. Sebagian remaja lagi bahkan telah
memiliki asumsi bahwa dunia malam adalah dunia mereka. Mereka berpendapat bahwa
dunia malam merupakan tempat yang sempurna untuk dijadikan ajang berkumpul dan
melakukan hal yang sesungguhnya tidak memiliki manfaat pada dasarnya. Tidak
sedikit remaja masa kini yang telah menyerahkan dirinya pada tragisnya kemajuan
globalisasi yang kian waktu melaju kencang. Tanyakanlah pada diri anda,apa yang
terjadi jika pendidikan sosiologi ditiadakan. Maka lahirlah manusia-manusia
yang tidak mengenal bagaimana kepribadian seharusnya dibentuk. Apa itu norma
dan nilai nilai sosial. Buta akan apa itu penyimpangan sosial. Jika sudah
begitu,sudah jelas akan buta dari pengendalian sosial. Dan setelah
itu,terjadilah penyimpangan yang tidak akan ada habisnya. Mengapa demikian? Hal
tersebut karena tidak adanya pengetahuan mengenai pengendalian sosial.
Disitulah nilai sosiologi baru akan terasa. Lalu haruskah remaja seperti kita menunggu
sampai hal tersebut terjadi? Bukankah pencegahan akan selalu lebih baik? Satu
hal yang terpenting dari segalanya yaitu pemahaman. Pemahaman yang baik akan
membawa pada hal baik pula. Dan jika remaja saat ini,meskipun dengan pesatnya
kemajuan gadget tak akan ada pengaruhnya sama sekali. Jika remaja telah
memiliki kesadaran penuh akan segala dampak dari penyimpangan,makan
penyimpangan tersebut tidak akan pernah terjadi. Remaja seperti kita hanya
butuh paham dan sadar akan segala tindak penyimpangan dan berjuta dampaknya.
Pendidikan sosilogi telah memberi secercah sinar yang dapat mengembalikan
keutuhan remaja saat ini. Dengan teori penyimpangan didalamnya,remaja
diharapkan memikiki dorongan dan berkeinginan untuk setidaknya mengenal
bagaimana pentingnya pendidikan sosilogi. Dari situlah segalanya akan mulai
berjalan. Menuju pemahaman,kesadaran penuh,dan penerapan bijak seterusnya.
berat bacaannya. ngga ngerti :p
BalasHapus