Rabu, 04 Februari 2015

Naskah Pidato Kebudayaan Indonesia




Hadirin yang saya hormati
Miris memang ketika pemuda-pemudi Indonesia lupa akan budayanya sendiri. Mereka lebih memilih tuk berlomba-lomba mendedikasikan diri kepada budaya negara lain. Entah apa yang ada di pikiran mereka. Jika ditanya mengapa mereka seperti itu, jawabannya hanya "inilah trend, biar gak kampungan". Jika seperti itu, apakah budaya Indonesia merupakan hal yang "kampungan"? budaya yang tidak menarik? budaya yang tidak ada apa-apanya dengan negara lain?
Sebagaimana yang kita ketahui bersama,Indonesia memiliki kebudayaan yang terbentang luas dari sabang sampai merauke. Bayangkan,dari 33 provinsi yang ada di Indonesia,masing-masing memiliki ragam budaya yang jumlahnya tidak sedikit. Sebut saja seperti rumah adat,tarian daerah,senjata tradisional,makanan daerah,pakaian daerah,tradisi tiap daerah,dan masih banyak yang lainnya. Jika kita masih mengagun-agungkan budaya barat,lalu bagaimana dengan nasib budaya pribumi?apakah kita hanya akan menunggu sampai budaya indonesia di klaim oleh negara lain?


Hadirin yang saya hormati

Berkaitan dengan klaim terhadap budaya Indonesia,rasanya sudah tidak asing dengan konflik panas antara indonesia dan negara tetangga malaysia. Terhitung sudah 6 kali Malaysia mengklaim budaya milik Indonesia sebagai warisan budaya mereka. Sejak 2007 lalu, Malaysia sudah mengaku Reog Ponorogo, Rasa Sayange asal Maluku, Batik, Tari Pendet asal Bali, Angklung Jawa Barat, tari tor-tor dan gondang sambilan dari Sumatera Utara, sebagai budaya mereka. Bahkan yang terparah,tari pendet sempat muncul di iklan televisi negara tetangga kita itu. Di tahun 2006,batik diklaim oleh negara malaysia. Dan pada saat itu pula masyarakat indonesia berbondong bondong meningkatkan taraf konsumsi pakaian batik. Dari mulai kaos,dress,celana,bahkan gaun pengantin pun berbau batik. Yang menjadi pemikiran saya saat ini, apakah kita semua akan segencar ini dalam mempertahankan batik jika bukan diusik oleh tangan jahil Malaysia. Rasanya kita perlu sedikitnya berterimakasih pada malaysia karena berkat ulahnya kita sebagai masayarakat Indonesia kembali mengemaskan batik.

Hadirin yang saya hormati

Berbicara mengeanai Indonesia,setidaknya ada hal-hal yang harus kita ketahui bersama. Bahwa tidak selamanya merah putih ini berada dalam keterpurukan. Dengan segala macam tindak korupsi yang ada,masyarakat seakan lupa bahwa masih banyak prestasi yang dicapai langsung oleh tangan dingin warga indonesia. Sebut saja misalnya Brand internasional yang amat prestisius, Gucci, menggunakan kain tenun asli Indonesia sebagai bahan bakunya. Juga Tas Bagteria made in Indonesia telah dijajakan di berbagai etalase dimall-mall kelas atas di 32 negara diseluruh penjuru dunia dan dipakai Paris Hilton,Zara Phillips,Emma Thomson,& Audrey Tatou. Dan David Foster mengaku,lagu ciptaanya ‘To Love You More’ yg dibawakan Celine Dion terinspirasi dari musik Keroncong Indonesia. Ketika bangsa lain saja sudah mencintai budaya indonesia,maka kesahalan besar jika kita melupakan apa yang ada didalam negara tercinta kita ini.
Tidak ada salahnya dengan mengagumi budaya bangsa luar. Yang fatal adalah ketika kita dengan segenap jiwa mencintai budaya barat lalu serta merta melupakan budaya pribumi yang sudah sepatutnya kita lestarikan bersama.


Hadirin yang saya hormati

Pola fikir masyarakat Indonesia kian lama semakin terpengaruhi oleh berbagai faktor yang ada. Mulai dari pengaruh global sampai pada sikap masyarakat yang semakin kesini semakin tidak mencerminkan perilaku orang timur. Tingkat kejahatan kian lama semakin tidak terbendung. Kejahatan yang sebelumnya tidak terfikir,kini kian menjadi trend yang sulit untuk dihindari. Tindak kriminal di jaman seperti ini menjadi bukan hal asing di kalangan kita. Ini suatu kefatalan yang menjadikan perilaku pantas pidana menjadi lumrah. Pola fikir masyarakat kini semakin gila dengan berbagai pemikiran yang berarah menuju anarkis. Bayangkan,mayoritas penyelesaian masalah oleh warga Indonesia dilakukan dengan segala cara yang hina. Perkelahian,tauran antar pelajar,kekerasan dalam rumah tangga,pembunuhan,sampai geng motor yang pernah menjadi sorotan publik pun semakin marak dalam pemberitaan. Politik Indonesia pun semakin rumit dengan segala pola nepotisme yang ada. Belakangan ini politik Indonesia terkenal dengan kehancurannya dalam berbagai sisi. Entah apa yang ada di fikiran para petinggi itu,namun tingkah dan pola sikap mereka seakan mencerminkan runtuhnya moral bangsa yang kian menjadi. Picik rasanya jika mereka yang mendapat peruntungan berupa gaji melimpah,masih berkesempatan mengambil hak yang bukan tertuju pada mereka.


Hadirin yang saya hormati

Akhir kata saya simpulkan bahwa rasa naionalisme itu penting demi tercapainya suatu negara yang baik. Ditengah era globalisasi yang tak bisa kita hindari ini,kita harus cerdas dalam menyaring budaya yang sesuai dengan tradisi Indonesia. Sebab jika bukan kita yang melestarikan lalu siapa lagi?
Rupanya pidato dari saya dicukupkan sampai disini. Mohon maaf jika ada kesalahan kata dan semoga kita selaku generasi penerus bangsa dapat menjadi pribadi yang baik yang nantinya akan mengharumkan nama Indonesia. Terimakasih atas perhatiannya wabillahitaufik walhidayah Wass. Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar